Proses Pembuatan Perhiasan Perak Bakar di Kotagede, Yogyakarta: Teknik Unik yang Luar Biasa
Siapa yang tidak mengenal Kotagede di
Yogyakarta? Sebuah tempat khusus untuk kerajinan perak bakar, yang sudah
sejak lama ada disana. Banyak kerajinan perak yang diolah menjadi
berbagai ragam dan bentuk, apapun bisa dibuat dengan perak, mulai dari
perhiasan tubuh, hiasan rumah, alat2 rumah tangga, dan sebagainya.
Kotagede terletak sekitar 10 km dari pusat Yogyakarta dan sangat
diminati oleh wisatawan, terutama wisatawan manca negara.
Dulu ketika aku masih kecil, Kotagede
yang menjadi penghasil kerajinan perak bakar di Yogyakarta ini, tidak
menyediakan fasilitas untuk wisatawan melihat dan mengamati dalam
pembuatannya. Tetapi, beberapa tahun belakangan ini, beberapa perusahaan
besar, membuat tempat untuk kuta para wisatawan melihat dan mengamati
proses pembuatannya, mulai dari mendesain, membuat, membakar sampai
membersihkannya serta bisa dijual. Dan ternyata, proses pembuatnnya
sangat rumit dan luar biasa ….. Beberapa perusahaan pun membuat kursus
singkat tentang mendesain dan merancang perhiasaan, membuat hingga
selesai untuk dibawa pulang ….. Sangat menarik !
Jika di Imogiri kita bisa kengikuti kursus membatik ( lihat tulisanku Wisata Membatik : Seni Tradisional HARUS menjadi ‘Heritage’ Indonesia ,
di Kotagede kita bisa mengikuti kursus membuat kerajinan perak.
Ternyata, kota Yogyakarta benar2 adalah pusat terbaik untuk
berkebudayaan …..
Ini sedikit membagikan ‘ilmu’ untuk
membuat kerajinan perak bakar, walau aku belum bisa karena ak hanya
memakai 1 tangan saja. Aku sih tidak keberatan untuk mencobanya, tetapi
justru merekalah yang keberatan karena untuk membuat kerajinan perak
bakar ini, dibutuhkan tenaga dan agak ‘berbahaya’, misalnya, dengan
pinset yang detail, dengan solder atau api untuk membakarnya atau dengan
palu untuk menempanya ….. Bukan seperti membatik, hanya sedikit panas,
ketika lilin2 menetes di tanganku dari cantingnya …..
Dalam aku mengamati proses pembuatan
perhiasan, aku ditemani seorang kepala pengrajin perak bakar, pak Tugino
namanya. Dan aku bebas menanyakan banyak hal yang aku ingin ketahui
tentang kerajinan ini. Dimulai dengan perancangan desain perhiasannya (
seperti arsitektur). Didesain di kertas dengan memakai pensil dengan
ukuran yang diinginkan. Bisa minta di desain kan atau desain sendiri
untuk minta dibuatkan.
Desainnya harus detail, kecuali
kita bisa mengamatinya. Karena jika tidak detail, sang pengrajin harus
membuat sendiri untuk improvisasinya.
Aku hanya menerawang, bahwa kerajinan
ini teknologinya sejak jaman dulu, pun semakin lama semakin aku takjub!
Bahwa ini adalah warisan budaya kita, budaya Indonesia! Buat aku, ini
membanggakan sekali.
Setelah desain ditentukan, proses
dilanjutkan dengan memindahkan desain kecetakan dan penempaan. Lempengan
perak atau benang perak ( tergantung desainnya ), masing2 pengrajin
membuat desain itu dengan sangat detail.
‘Benang perak’ yang sedang diulung
untuk membuat detail desain ini. Satu demi satu, sesuai desain,dilakukan
memotongan dengan menggunakan gunting ata pinset jika terlalu kecil.
Makanya, sepertinya aku tidak akan bisa melakukan ini secara aku hanya
memakai 1 tangan saja …..
Coba lihat, ini adalah desain memakai ‘benang perak’, dibentuk
sedimikian sehingga menyerupai daun, bunga atau kupu2. Indah sekali …..
Setelah itu, baik membuat dari lempengan
perak tatu benang perak, selanjutnya disusun sesuai desain, menjadi
burung atau kupu dan sebagainya, sebelum mulai di bakar ( sekarang
melakukannya dengan solder dan listrik ).
Setelah disusun sesuai desain, lalu
mulai dibakar. Sebelum dibakar, untuk ‘lem’nya adalah ‘bubuk perak’
seperti foto diatas di piring plastic berwarna biru. Tidak lama, hanya
sebentar untuk merekatkan ( seperti di lem ).
Setelah disolder / dibakar dengan
api, masing ikatan menjadi kuat sesuai desain. Pengerjaannya satu demi
satu dan detail sekali. Mata harus selalu mengamati untuk lebih baik
karena cobalah lihat, betapa detailnya desain seekor angsa ini …..
Ini adalah proses menempa,
tergantung dari desainnya. Belum tentu desainnya memakai proses menempa.
Biasanya proses menempa untuk hiasan2 dinding yang lebih tebal dan
besar, atau peralatan rumah tangga.
Kemudian, dilanjutkan denga proses
pembersihan dengan menggunakan ‘lerak’, semacam buah seperti ‘kluwek’
yang juga bisa untuk mencuci batik. ‘Lerak’ ini tidak berbau dan berbusa
seperti foto diatas ini.
Jika mendesain dengan memakai ‘anyaman’
benang perak, perhiasan perak bakar ini akan lebih memukau, karena
sangat detail, dengan anyaman benang2 kecil dan tipis berlapis perak.
Dan semakin indah dan detai perhiasan yang dibuat sesuai desainnya, akan
semakin berharga pula perhiasan itu dimata banyak orang …..
Ketika aku selesai mengamati proses
pembuatan perhiasan perak bakar ini, aku lebih berdecak kagum! Betapa
detail dan sulitnya pekerjaan ini. Banyak di antara pengrajin2 perak
bakar ini, ternyata pekerjaan ini sudah mulai dilakukan sejak anak2,
seperti pembatik2 di Imgiri tadi. Mereka, biasanya, turun temurun, orang
tuanya sebagai pengrajin dan anak2nya mengikutinya. Dan melihat cara
mereka melakukannya, jujur, aku sangat kagum luar biasa ….. aku duduk
di beberapa pengrajin yang aku anggap sangat detail dalam pengerjaannya.
Beberapa kali aku memotretnya karena mereka dengan cepat menganyam
benag2 perak menjadi sebuah bunga, daun atau seekor kupu2 …..
Setelah aku capai mengamati, aku masuk
ke dalam gallery perhiasan perak bakar ini, tempat berjualan. Satu
persatu aku mengamatinya, dan memang ….. aku sangat mengaguminya …..
desainnya tidak kalah dari desain ‘kota’ seperti di toko2 emas di
Jakarta. Harganya jauh dibawah emas serta tetap tampak ‘kinclong’ dimata
kita. Kami membeli beberapa perhiasan untuk kami bawa pulang. Mereka
membawakan buah ‘lerak’ untuk mencucinya, walau mereka mengatakan bahwa
perhiasan2 perak bakar ini akan kotor kehitaman sampai bertahun2
kemudian jika kita tidak pernah memaintainnya. Dan jika kita merawatnya,
perhiasan perak bakar ini tetap kinclong seindah emas putih …..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar